Sabtu, 08 November 2014

Bimbingan Untuk Anak Menyontek



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
        Pendidikan pada hakikatnya merupakan dasar bagi pengembangan kepribadian yang berlangsung di sekolah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani maupun rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas). Umumnya generasi sekarang kurang peduli terhadap lingkungan sosialnya, berpikir instan dan sempit, ingin berhasil tanpa bekerja keras, kurang peduli terhadap masa depan, dan hanya berpikir untuk saat ini saja.
          Terkait di dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang di capai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah di tentukan bersama. Seorang siswa dikatakan mencapai perkembangan secara optimal apabila siswa telah memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya.
         Dalam satu sekolah sering kita jumpai permasalahan, baik internal ataupun eksternal. Masalah-masalah tersebut merupakan hambatan dalam usaha mencapai suatu tujuan pendidikan. Mengenai masalah belajar yang terjadi pada siswa, biasanya kurang memiliki kebiasaan yang baik,  seperti pengaturan waktu belajar, cara belajar yang baik dirumah maupun di sekolah, menyelesaikan tugas-tugas PR, dan kurang dalam mempersiapkan diri saat ujian dan berakhir pada kejadian menyontek.Permasalahan yang dialami para siswa disekolah serinng kali tidak dapat di hindari meski dengan pengajaran yang lebih baik. Untuk mencegah permasalahan tersebut, layanan bimbingan dan konseling sangat di butuhkan di sekolah.

Identifikasi Masalah
 Berdasarkan pada latarbelakang masalah, maka dapat di ambil pokok-pokok masalah, yaitu:
1.     Siswa cenderung tidak memiliki kebiasaan yang baik dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah
2.     Siswa kurang siap dalam menghadapi ujian sehingga memilih jalan untuk menyontek.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.     Apa penyebab siswa menyontek
2.     Layanan apakah yang dapat diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) kepada siswa tersebut

Manfaat Makalah
a.     Menambah wawasan dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling
b.     Bahan masukan bagi para calon guru atau mahasiswa PGSD, tentang pentingnya menggunakan layanan individu dan kelompok dalam mengatasi masalah menyontek siswa





BAB II
PEMBAHASAN

II.I   Pengertian Masalah
          Banyak ahli mengungkapkan pengertian masalah, ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang dan adapula yang mengartikan sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Setiap masalah yang dihadapi seseorang biasanya mengandung satu atau lebih cirri di atas. Untuk mendalami hal tersebut kita dapat melihat diri sendiri sebagai contoh. Adakah suatu hal, kejadian suasana atau gejala yang tidak disukai adanya, yang dapat menimbulkan kesulitan dan kerugian bagi orang laindan atau ingin di hilangkan. Pada dasarnya sekolah dasar (SD) adalah mereka yang berusia berkisar 6-13 tahun. Usia tersebut sedang menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan masa anak-anak dan memasuki masa remaja awal. Anak pada usia SD mempunyai beberapa tugas sesuai dengan proses perkembangan mereka. Apabila tugas-tugas tersebut tidak terpenuhi secara professional maka akan timbul permasalahan siswa SD bersumber pada jenis-jenis tugas perkembangan mereka.
           Shoffter (1986) mengemukakan masalah tingkahlaku siswa sekolah dasar (SD)yang biasa di hadapi oleh guru sekolah dasar yaitu:
1.     Merusak barang-barang sekolah
2.     Suka berbohong
3.     Egois
4.     Sering menyontek
5.     Gaduh di kelas
6.     Keras kepala
7.     Suka mengganggu temannya
8.     Suka bertengkar, dll.

II.2  Definisi Menyontek
            Definisi perilaku menyontek sangat beragam dan dapat ditemukan dalam berbagai literature. Menyontek dalam kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S Purwadarminta adalah mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Pengertian tersebut menunjukan bahwa dalam menyontek seseorang melakukan praktik kecurangan dengan bertanya, member informasi, atau membuat catatan untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Keuntungan tersebut diperoleh tanpa mempertimbangkan aspek moral dan kognitif. 


II.3  Perspektif Psikologi Menyontek
           Perilaku menyontek dalam proses akademik merupakan fenomena yang dapat di gambarkan secara psikologis. Menyontek dalam perspektif psikologis dapat di gambarkan sebagai fenomena yang terkait pada masalah belajar, perkembangan, dan motivasi.
         Dari perspektif belajar, menyontek merupakan strategi yang dikenal dengan sebutan jalan pintas bagi kognitif siswa. Siswa melakukan kegiatan menyontek karena mereka tidak mengetahui cara untuk menggunakan strategi belajar.
         Dari perspektif perkembangan, menyontek mungkin terjadi dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda tergantung pada tingkat kognitif, social, dan perkembangan moral siswa. Sebagai contoh, kebanyak anak-anak atau siswa di sekolah dasar lebih memilih menyontek dengan teman terdekatnya. Dan bagi siswa menengah ke atas mereka sudah mulai berani menyontek dengan mencatat nya di kertas atau melalui internet pada handphone nya.



II.4  Penyebab Menyontek
          Menurut Bushway dan Nash, 1977; Schab, 1991; Whitley, 1998; penyebab individu menyontek ada 2, yaitu penyebab Internal dan Eksternal
          Faktor Internal dalam perilaku menyontek adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang di maksud dengan menyontek atau plagiarism, rendahnya self-efficacy, dan status ekonomi social. Faktor Internal lain adalah keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, nilai moral (personal values) dimana siswa menganggap perilaku menyontek sebagai perilaku yang wajar, kemampuan akademik yang rendah, tidak dapat mengatur waktu belajar dengan baik, prokratinasi.
         Faktor Eksternal yang turut menyumbang terjadinya perilaku menyontek adalah tekanan dari teman sebaya, tekanan dari orangtua yang menginginkan anaknya mendapatkan nilai tinggi, peraturan sekolah yang kurang disiplin, dan sikap guru yang tidak tegas terhadap perilaku menyontek.



II.5  Alternatif Penanganan Menyontek
          Dalam menangani kasus siswa yang sering menyontek, guru bimbingan konseling dapat memberikan layanan seperti di bawah ini:
1.     Layanan Konseling Perorangan atau Individu
       Konseling Individual atau perorangan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada teratasinya masalah yang di hadapi konseli. Dengan demikian, sasaran layanan konseling individual adalah subyek yang di duga memiliki masalah tertentu dan membutuhkan pertolongan konselor ubtuk mengatasinya.
          Pada layanan konseling individu ini guru BK atau konselor bertemu tatap muka dengan siswa yang bersangkutan. Menanyakan alasan ia menyontek lalu memberikan informasi atau kekuatan kepada siswa kalau menyontek adalah perbuatan yang negative dan pasti ada dampak yang akan muncul dari perilaku menyontek tersebut. Dan memberikan motivasi belajar kepada siswa bahwa sebuah nilai B dapat di terima jika dari usaha terbaik dengan kejujuran.

2.     Layanan Pembelajaran
         Layanan pembelajaran diberikan kepada siswa agar siswa mampu mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik. Layanan pembelajaran merupakan layanan yang sangat penting untuk diberikan kepada siswa yang bersangkutan.
          Pada layanan ini guru mengembangkan sikap dan kebiasaaan belajar yang baik pada siswa, Sebagai upaya untuk membangkitkan siswa agar tumbuh keinginan untuk belajar, dan terus belajar, juga menanamkan sikap kebiasaan belajar yang baik. Menanamkan belajar adalah kebutuhan.

3.     Layanan konseling kelompok
       Konseling kelompok adalah salah satu upaya bantuan kepada peserta didik dalam suasana kelompok. Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa bersama-sama memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah melalui dinamika kelompok dalam konseling kelompok.
 
          Dalam layanan konseling kelompok ini guru Bimbingan Konseling (BK) dapat menggunakan teknik bermain peran, pelatihan asertivitas, humor, sugesti, dukungan, dll. Apa saja yang efektif yang dapat membantu konseli mengubah keyakinan yang sudah menetap dalam. Layanan konseling kelompok tidak hanya bertujuan menghilangkan simtom, tetapi juga membantu memeriksa dan mengubah nilai dasar mereka terutama yang meninggalkan gangguan.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
         Serangkaian yang meliputi dunia pendidikan dewasa ini masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Mulai dari tenaga pendidik yang belum mencapai target hingga masalah pada siswa. Sering sekali siswa menjadi penyebab utama proses kegiatan belajar tidak sesuai dengan yang ingin di capai. Masalah yang timbul merupakan kompleksivitas antara masalah yang satu dengan yang lain dan berhubungan erat sehingga saling mempengaruhi.
        Dalam menghadapi siswa yang bermasalah pemberian hukuman terhadap siswa tersebut merupakan jalan yang tidak membuat jera siswa tersebut. Memberikan pelayanan konseling yang sesuai merupakan solusi terbaik untuk merubah sikap siswa yang bermasalah tersebut,

Saran
Untuk menghadapi pemasalahan pada siswa SD di butuhkan peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang harus nya tersedia sendiri di semua sekolah di SD. Karena guru BK yang benar-benar mengerti bagaimana cara mengatasi siswa yang bermasalah tersebut.





Daftar Pustaka
Hartanto, Budy. 2011. Bimbingan dan Konseling Menyontek Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya. Yogyakarta: Indeks.
Sudrajat,Akhmad.2011. Mengatasi Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individual Dilengkapi Praktik Terbaik (Best Practice). Kadugede: Paramitra Publishing
Wardawati&Jauhar.2011.Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.